Mengapa Di Indonesia Menyetir Di Sisi Kiri

Indonesia merupakan salah satu Negara di Dunia yang menggunakan jalur kiri. Posisi setir di Indonesia berada di sebelah kanan. Padahal mayoritas Negara di dunia menggunakan jalur kanan. Dalam jalur transportasi dunia terdapat left-driving countries, artinya standarisasi dalam lalu lintas suatu negara yang jalan kendaraannya menggunakan lajur kiri. Dengan demikian setir tentu ada di sebalah kanan, seperti halnya di Indonesia. Negara kita menganut left-driving. Selain Indonesia, ada sejumlah negara lain seperti Inggris, Jepang, Australia, India, Singapura, dan Malaysia.



Penerapan lajur kiri di Indonesia tak lepas dari sejarah. Ada hubungannya dengan sejarah penjajahan bangsa asing di Indonesia. Sejarah Indonesia menuliskan bahwa Belanda, Inggris, dan Jepang adalah negara yang pernah menjajah Indonesia.

Sebuah fakta yang mengejutkan berhasil diungkap, bahwa posisi berjalan atau berkendara di sebelah kiri dan posisi pengemudi kendaraan di sebelah kanan, merupakan campur tangan Inggris 3 saat menjajah Indonesia.

Sistem left-driving countries adalah sistem dimana strandarisasi sistem lalu lintas suatu negaranya memakai jalur kiri, sehingga posisi setir kendaraan roda empat harus berada di bagian kanan.

Sebagai bekas jajahan Belanda selama berabad-abad, semestinya peraturan lalu lintas Indonesia juga mengikuti aturan Belanda dan negara-negara sebagian besar Eropa.

Ternyata ketika Inggris mengambil alih jajahan Belanda dan diduduki oleh Thomas Stamford Rafles pada tahun 1811. Saat itu Raffles mengeluarkan satu kebijakan transportasi dengan mengubah sistem mengemudi di Hindia Belanda dari sebelah kanan menjadi sebelah kiri.

Selain itu, ketika Jepang menduduki Indonesia, Jepang justru memperkuat dengan sistem ini yang sama dengan negaranya. Negara lain yang menggunakan jalur kiri untuk berkendara, di samping Inggris dan Indonesia adalah Jepang, Australia dan negara bekas Jajahan Inggris.
Penggunaan jalur kiri pada transportasi di Indonesia tak lepas dari pendudukan Inggris di Indonesia pada masa penjajahan yang dipimpin oleh Raffles. Raffles mengeluarkan banyak peraturan, salah satunya adalah mengenai transportasi.

Sedikit membahas tentang sejarah penggunaan jalur kiri di Inggris. Menurut wordlstandard, peraturan transportasi di Inggris berasal dari kebiasaan Ksatria di Kerajaan Inggris semasa perang yang memakai kereta perang, agar memudahkan ketika akan beradu pedang dengan musuhnya yang ada di sebelah kanan (sisi pedang) karena biasanya orang menggunakan tangan kanannya untuk menggenggam pedang. Dari kebiasaan penggunaan kereta perang tersebut tersebut kemudian dilanjutkan peletakan kemudi pada mobil.

Itulah mengapa Inggris menganut left-driving countries hingga sekarang. Sedangkan di akhir tahun 1700-an, kusir di Prancis dan Amerika Serikat memulai pengangkutan produk pertanian dengan menggunakan sado besar yang ditarik oleh beberapa pasang kuda. Sado ini tidak memiliki kursi pengemudi, melainkan kusir duduk di bagian belakang sebelah kiri kuda, sehingga dia dapat menjaga tangan kanannya untuk bebas mencambuk kuda.

Dengan kata lain, sang kusir akan selalu duduk di sebelah kiri dan ingin semua orang melewatinya dari sisi kirinya agar dai dapat melihat ke bawah dan memastikan tidak ada orang yang celaka karena roda sadonya. Itulah sebabnya mengapa di negara ini mereka menganut right-driving countries yang menempatkan kemudi berada di sisi kiri.
Mengapa kita (orang Indonesia) mengemudi 1 di lajur kiri jalan? Sebelum saya jawab, perlu anda ketahui bahwa di dunia terdapat dua aturan/standar dalam berkendara yaitu left-driving countries dan right-driving countries.

Left-driving countries

Left-driving countries adalah negara yang warga negaranya menggunakan lajur kiri jalan untuk berkendara, sehingga posisi setir/kemudi pada mobil ada disebelah kanan.Contoh paling gampang adalah yang berlaku di Indonesia. Negara lainnya yang menganut sistem yang sama adalah UK, Jepang, Australia, India, Singapura,Malaysia dll.
Right-driving countries

Sebaliknya, right-driving countries adalah negara yang warga negaranya menggunakan lajur kanan jalan untuk berkendara, sehingga posisi setir/kemudi pada mobil ada disebelah kiri.Contoh : USA, mayoritas negara Eropa (kecuali UK), Cina,dll

Dan ternyata… Indonesia tergolong minoritas di dunia dalam menggunakan lajur kiri jalan alias left-driving country. Dari data yang ada, hanya 75 negara (termasuk Indonesia) yang menganut left-driving, sedangkan yang menganut right-driving ada 165 negara. Berikut peta sebaran left vs right driving countries di dunia saat ini:

Begitu juga jika dilihat dari statistik populasi penduduk, maka 34% penduduk dunia berasal dari left-driving countries, sedangkan 66% sisanya berasal dari right-driving countries.

Mengapa Indonesia menjadi left-driving countries? Tidak ada sejarah yang jelas mengenai hal tersebut. Namun demikian sedikit analisanya :

Ada 2 faktor yang kemungkinan berpengaruh besar terhadap gaya berkendara orang Indonesia, yaitu :

Mayoritas mobil yang ada di pasaran Indonesia adalah buatan Jepang yang notabene left-driving country…Mobil Eropa kurang laku di Indonesia…

Posisi Indonesia “terjepit” oleh negara-negara commonwealth (persemakmuran) seperti Australia, Selandia Baru, Singapura, dan Malaysia yang jelas-jelas berkiblat pada UK yang menganut left-driving countries. Hal ini secara tidak langsung berpengaruh terhadap kebiasaan masyarakat dan politik dagang negara kita…

Pada tanggal 7 September 2009, Samoa (189.000 penduduk) menjadi negara pertama di dunia mengubah aturan dari right-driving menjadi left-driving. Samoa sebelumnya menganut right-driving sejak lama karena menjadi koloni Jerman pada awal abad ke-20, meskipun Samoa dikelola oleh Selandia Baru setelah Perang Dunia Pertama dan meraih kemerdekaan pada 1962. Perdana Menteri Tuilaepa Sailele Malielegaoi mengubah aturan untuk membuatnya lebih mudah untuk impor mobil murah dari Jepang, Australia dan Selandia Baru.

Dari pemanfaatan penggunaan lajur kiri tersebut. Tentu memiliki dampaknya masing-masing.

Penelitian pada 1969 oleh J.J. Leeming menunjukkan bahwa negara yang mengemudi di lajur kiri memiliki kemungkinan kecelakaan yang lebih rendah daripada lajur kanan, tetapi penelitian ini dipertanyakan di buku Peter Kincaid mengenai peraturan jalan raya.

Beberapa negara yang telah mengganti sistem mengemudinya ke lajur kanan (seperti Swedia), mengalami peningkatan kecelakaan lalu lintas karena volume lalu lintas yang semakin padat. Telah diusulkan, tetapi tidak terbukti, bahwa kecelakaan tersebut lebih sering disebabkan oleh mata kanan yang dominan.

Arus lalu lintas searah jarum jam ketika mengemudi di lajur kiri, yang mana membolehkan orang menggunakan mata kanan untuk melihat lalu lintas yang berlawanan. Ketika menyusul kendaraan pada lajur kanan, pengemudi mata kanan melihat kaca spion dengan mata kiri dan juga melihat lalu lintas yang berlawanan dengan mata kiri, yang mana tidak nyaman bagi mayoritas orang-orang bermata kanan.

Dari penelitian itulah, dapat disimpulkan bahwa meskipun kecelakan bisa terjadi dimanapun, Indonesia mendapatkan keuntungan dengan menggunakan lajur kiri untuk menghindari kecelakaan tersebut karena mayoritas masyarakat indonesia adalah dominan kanan.

Sejarah penjajahan di Indonesia menjadi cikal bakal mengapa Indonesia menganut konsep left driving. Indonesia memiliki sejarah pernah dijajah oleh Inggris (Raffles). Selain Inggris, negara yang paling lama menjajah Indonesia adalah Belanda.

Belanda merupakan negara yang menganut sistem right driving. Sebelumnya left driving. Itu terjadi setelah dijajah Prancis (Napoleon). Napoleon mengubah sistem lalu lintasnya menjadi right driving -seperti di Prancis.

Kendati Belanda sudah menganut right driving, Belanda membiarkan wilayah jajahannya di Hindia Belanda (Indonesia) tetap menganut left driving seperti Inggris. Apalagi pada awal 1940-an, Jepang -yang menganut left driving– masuk dan menjajah Indonesia.

Kini Jepang merupakan produsen mobil yang produknya paling banyak berseliweran di Indonesia, bahkan Negeri Sakura itu menjadikan Indonesia sebagai basis produksinya. Pabrik mobil-mobil Jepang banyak berdiri di sini.

No comments:

Powered by Blogger.